Monday 28 December 2009

Pengertian Sejarah

Bab 1: Hakikat Dan Ruang Lingkup Sejarah

A : PENGERTIAN SEJARAH

Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Objek kajian sejarah adalah manusia. Bukan hewan,tumbuhan,atau alam semesta beserta isinya

Sejarah biasanya didefinisikan sebagai suatu studi tentang masa lampau. Hal ini penting bagi sejarahwan adalah yakinkan bahwa apa saja yg ditulisnya benar dan mereka tidak memberikan opininya ada juga yg mengatakan bahwa sejarah merupakan studi tentang sebab dan akibat

Arti kata sejarah berdasarkan asal usul katanya

Kata sejarah berasal dari bahasa arab,yaitu syajaratun.kata syajaratun mengandung arti ‘pohon’. Makna kata pohon pada masa lalu biasanya selalu dihubung-hubungkan dengan keturunan. Atau asal usul keluarga raja.

Dalam kasidah bahasa Indonesia. Sejarah setidaknya mengandung tiga pengertian.dan cerita pelajaran tentang kejadian,atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Dalam kamus indonesia-inggris.Kata ‘sejarah’ diterjemahkan sebagai history.Kata history mengandung beberapa arti. Pertama,hya,istory merupakan kumpulan peristiwa masa lalu. Kedua, history merupakan rangkaian peristiwa yg terjadi berturut-turut dari masa lalu sampai masa sekarang,bahkan sampai masa depan. Ketiga, history

merupakan suatu catatan atau deskripsi naratif dan peristiwa- peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan manusia. Keempat history merupakan disiplin ilmu yang mencatat dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa masa lalu ygyg berkaitan dengan manusia. Kelima, history merupakan semua yg diingat tentang masa lalu dalam bentuk tulisan.

History berasal dari kata yunani historia yg berarti informasi atau pencarian. Perkataan historia menunjukan bahwa kajian kajian sejarah bergantung sepenuhnya kepada penyelidikan terhadap perkare-perkara yg benar-benar pernah terjadi.

Sejarah dalam pandangan para tokoh

Aristoreles melihat bahwa sejarah berbeda dengan puisi dan filsafat.baginya,sejarah berhubungan dengan hal-hal particular dan hal-hal actual yg sudah terjadi. Sebaliknya puisi dan filsafat berhubungan dengan hal universal dan hal-hal yg ada atau mungkin ada.

Bagi francis bacon sejarah berbeda dengan disiplin ilmu yg lain. Sejarah mempelajari hal-hal yg berkisar dalam waktu dan tempat. Dengan menggunakan,ingatan sebagai instrumen esensialnya.

Menurut Vico,sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia. menurutnya, manusia hanya dapat mengerti apa yg sudah di buatnya sendiri.

Dalam Al-Muqaddimah kitab Al-Ibar wa Diwan Al-Mubtabawa Al-Khaldun memberikan definisi sejarah.

Pada sisi eksternalnya, sejarah tidak lebih dari penginformasian mengenai peperangan. Negara-negara, dan masyarakat pada masa silam.akan tetapi,pada sisi internalnya,sejarah merupakan observasi,analisis,dan kajian secara cermat terhadap perinsip-perinsip semesta dan sebab-sebab yg mendasarinya.sejarah adalah pengetahuan tentang proses-proses berbagai realitas dan sebab-musabab secara mendalam.

Ibn Khaldun menegaskan bahwa seorang sejarawan yg baik niscaya memerlukan berbagai sumber data. Aneka disiplin pengetahuan. Prespektif yg baik, dan konsistensi yg akan mengantarkanya kepada kebenaran dan meminimalkan kekeliruan.

Hasan bin Husain Al-Thuluni adalah seorang arsitek yg berminat terhadap sejarah, karya sejarahnya antara lain An-Nuzhah assaniyyah fi Dzikir Al-khulafa wa Al-Muluk Al-Mishanyah. Karya ini merupakan ringkasan dari uraian yg dimuat dari masa kehadiran islam hingga masa pemerintahan sultan Thuman Baya,penguasa terakhir Mamaliak di mesir.

Menurut Collingwood, sejarawan berfikir bahwa sejarah adalah ilmu atau suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang masalah tindakan manusia pada masa lalu.

Mohammad Ali dalam buku pengantar ilmu sejarah menyatakan bahwa sejarah adalah sejumblah proses perubahan,kejadian,dan peristiwa yg ada di sekitar kita.

Kuntowijoyo sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis,ideologis,unik,dan empiris. Bersifat diakronis Karenna berhubungan dengan perjalanan waktu. Bersifat ideologis Karenna sejarah bersifat menggambarkan,menaparkan,dan menceritakan sesuatu. Bersifat unik Karenna berisi tentang penelitian tentang hal-hal yg unik dan secara khas hanya berlaku pada sesuatu.hal yg ada pada suatu tempat dan pada waktu tertentu. Bersifat empiris sejarah berdasar pada pengalaman manusia yg sungguh-sungguh.

Berdasarkan pandangan para tokoh,dapat disimpulkan bahwa sejarah pada intinya merupakan cerita tentang masa lampau.

B. SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA,KISAH,ILMU DAN SENI

Sejarah sebagai peristiwa

Sejarah adalah peristiwa yg terjadi pada masa lampau sejarah sebagai peristiwa merupakan sejarah sebagaimana terjadinya (historie realite). Tidak semua peristiwa di masalalu dianggap sebagai sejarah. Sutu peristiwa dianggap sebagai peristiwa jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa yg lain sebagai bagian dari proses atau dinamika dalam suatu konteks historis. Antara peristiwa-peristiwa itu terdapat hubungan sebab akibat. Penyebab merupakan hal yg menyebabkan suatu peristiwa dapat terjadi

Kesinambungan antara peristiwa yg satu ke peristiwa yg lain dalam hubungan sebab akibat terdapat dalam konteks waktu,pelaku,dan tempat

Sejarah sebagai peristiwa pada dasarnya adalah objektif ojektivitas sejarah sebagai peristiwa pada fakta yg berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yg benar-benar terjadi.

Sejarah sebagai kisah

Ada kemungkinan sejarah sebagai kisah bersifat subjektif subjektivitasnya terletak pada bagaimana sejarah tersebut diturunkan atau duceritakan oleh seseorang

Factor kepentingan terlihat dari cara seseorang menuturkan kisah sejarahnya.

Factor kelompok social yg dimiliki si penutur ejarah juga dapat mempengaruhi cara penulisan sejarah.

Sejarah sebagai ilmu

Sejarah sebagai ilmu positif berawal dari anjuran Leopold von Ranke kepada para sejarawan untuk menulis apa yg sesungguhnya terjadi.dengan menulis apa yg terjadi,sejarah akan menjadi objektif.

Sejarah dapat dilihat sebagai ilmu dengan karakteristik tertentu.sejarah termasuk dalam ilmu manusia yg dalam perjalanan waktu di pecah menjadi ilmu social dan ilmu kemanusiaan.

Sejarah termasuk ilmu empiris,Karenna itu lah sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia.

Karenna sejarah berbicara tentang manusia,biasanya sejarah di masukkan dalam ilmu kemanusiaan.akan tetapi,sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi.sejarah membicarakan manusia dari segi waktu. Dalam waktu. Ada 4 hal yg perlu diperhatikan.yakni perkembangan,kesinambungan,pengulangan,dan perubahan artinya sejarah melihat perkembangan masyarakat dari satu bentuk kebentuk yg lain.

Sejarah juga melihat kesinambungan yg terjadi dalam suatu masyarakat.sejarah juga melihat pengulangan peristiwa yg terjadi pada masa lampau.sejrah juga melihat perubahan yg terjadi di dalam masyarakat yg biasanya disebabkan oleh pengaruh dari luar.

Dalam maneliti objeknya,sejarah berpegang dengan teorinya sendiri.selain mempunyai teori,sejarah juga mempunyai generalisasi seperti ilmu lain,sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum.sering kali generalisasi sejarah merupakan koreksi atas kesimpulan-kesimpulan ilmu lain.untuk itu sejarah juga mempunyai metode sendiri,berbeda dengan hokum ilmu-ilmu social yg terlalu bersifat mekanis.metode sejarah bersifat terbuka dan hanya tunduk pada fakta.

Sejarah juga seperti ilmu-ilmu lain yg membutuhkn riset,penulisan yg baik,penalaran yg teratur,dan sistematika ygruntut,serta konsep yang jelas.

Sejarah sebagai seni

Sejarah juga dapat di lihat sebagai seni.sebagaimana seni,sejarah juga bmembutuhkan intuisi,emosi,dan gaya bahasa.

Dalam melihat sejarah sebagai seni yg akan memakai intuisi.sejarawan harus dapat membayangkan apa yg sebenarnya sedang terjadi dan apa yg terjadi sesudahnya.

Sejarah sebagai seni mempunyai beberapa kekurangan.pertama,sejarah sebagai seni akan kehilangan ketepatan dan objektivitasnya Karenna seni merupakan hasil imajinasi,kwtepatan dan objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah.ketepatan berarti kesesuaian antara fakta dgn tulisan sejarah,objektivitas berarti tidak ada pandangan yg individual.kedua sejarah akan terbatas.

Sejarah juga memberikan sumbangan terhadappenulisan sejarahseni memberikan karakteristik yg dapat menggambarkan watak orang dalam biografi kolektif.

C. GENERALISASI,PERIODISASI,DAN KRONOLOGI

Periodisasi dan kronologi merupakan hal paling penting dalam sejarah. dengan periodisasi. sejarawan dapat lebih memfokuskan dirinya pada penelitian dalam suatu pembabakan sejarah.

Generalisasi dan periodisasi

Generalisasi adalah pekerjaan penyimpulan dari khusus ke umum.ada dua tujuan generalisasi yaitu untuk saintifikasi dan untuk simplifikasi.tujuan saintifikasi mengandung arti bahwa sejarah juga melakukan penyimpulan umum.generalisasi sejarah sering dipakai untuk mengecek teori yg lebih luas Karenna teori di tingkat yg lebih luas kerap kali berbeda dengan generalisasi sejarah di tingkat yg lebih sempit.

Selain saintifikasi,generalisasi juga bertujuan untuk simpifikasi atau penyederhanaan.simplifikasi perlu bagi sejarawan dalam melakukan analisis.

Ada banyak generalisasi sejarah diantaranya adalah generalisasi periodic atau periodisasi.periodisasi merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam membuat periodisasi sebuah metode.

Periodisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada jenis penulisan sejarah yg akan dilakukan.periodisasi dapat dilakukan berdasarkan perkembangan politik,social ekonomi,kebudayaan,dan agama.

Kronologi

Kronologi merupakan kata yg berasal dari bahasa yunani.yaitu chromos dan logos.chromos berarti waktu dan logos berarti ilmu.tentang waktu

Dalam ilmu sejarah,kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu.tujuan kronologi adalah untuk menghindari anakkronisme atau kerancuan waktu dalam sejarah.dengan memahami konsep kronologi.peristiwa-peristiwa sejarah yg terjadi di masa lalu dapat di rekontruksi kembali secara tepat berdasarkan urutan waktu terjadinyan.

Kronologi merupakan ilmu dasar yg sangat penting bagi ilmu sejarah Karenna konsep ini menggambarkan konsep sejarah.sebuah kronologi dapat disusun berdasarkan waktu terjadinya suatu sejarah.

Dalam mengurutkan berbagai peristiwa sejarah secara kronologis.sejarawan menggunakan ukuran waktu atau system penanggalan.ada penanggalan kristiani ada penanggalanislam.

Penanggalan kristiani berawal dari penanggalan romawi kuno.penanggalan islam dimulai saat Nabi Muhammad SAW.melakukan hijrah dari mekah ke madinah sekitar tahun 622AD.

D.KEGUNAAN SEJARAH

Melalui sejarah,kita diajak untuk memahami,menghargai serta menghormati kebudayaan dan prestasi orang lain.mwlalui sejarah.manusia tidak hanya mengagumi sejarah bangsanya sendiri,tetapi jg sejarah bangsa lain.mempelajari sejarah berarti belajar memahami masa lalu,masa kini,dan masa depan.oleh Karenna itu,kegunaan sejarah dpt di lihat secara interinsik maupun ekstrinsik.

GUNA SEJARAH SECARA INTRINSIK

Secara intrinsic,sejarah berguna sebagai ilmu,sebagai cara mengetahui masa lampau,sebagai pernyataan pendapat,dan sebagai profesi. Sebagai ilmu,sejarah adalah ilmu yg terbuka atau berkembang baik dari sudut teori maupun metodenya.

Dengan mengetahui keadaan pada masa lampau,orang dapat mengambil dua sikap.pertama,orang akan melaestarikan masa lampau itu penuh makna.kedua,orang akan menolaknya Karenna menganggap peninggalan masa lampau tidak diperlukan lagi.

Sejarah juga berguna untuk menyatakan pendapat,pendatat yg dinyatrkan oleh para penulis sejarah umumnya ditunjukan untuk memberikan masukan bagi segenap elemen bangsa agar tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan yg pernah terjadi sebelumnya.

Sejarah juga dapat berguna sebagai profesi.ada banyak profesi yg berkenaan dengan sejarah.diantaranya adalah guru sejarah,pegawai sejarah,peneliti sejarah,dan penulis.namun tidak jarang,jenis profesi lain,misalnya wartawan dan sastrawan juga mwmpunyai bakat dan kemampuan untuk menjadi peneliti dan penulis sejarah.

GUNA SEJARAH SEBAGAI EKSTRINSIK

Ecara eksterinsik,sejarah dapat memberikan sumbangan bagi berbagai aspek pendidikan di luar kepentingan keilmuansejarah.

dilihat melalui hubungan sebab akibat yg dikandung dalam setiap peristiwa sejarah.

TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA

A. CARA MASYARAKAT MASA PRASEJARAH

MEWARISKAN MASA LALUNYA

Pengalaman masa lampau oleh para sejarawan telahdibedakandengan berbagai cara.bagian tertua dari sejarah disebut masa pra-aksara atau masa sebelum bias membaca dan menulis.masa pra-aksara sering disebut pula masa prasejarah atau pre-history.setelah manusia mengenal tulisan,maka berakhirlah masa pra-aksara ini dan berubah menjadi masa aksara atau masa sejarah.

PENGALAMAN MASA LALU BAGI MASYARAKAT PRASEJARAH

Bersifat magis,menurut masyarakat yg belum mengenal tulisan,ada kekuatan magis dan relegius yg menjadi actor tertentu perubahan dalam kehidupan.dalam keadaan itu,manusia hanya dapat bersikap pasrah.ada kalanya manusia hanya dapat menyadari bahwa perubahan itu terjadi Karenna ulah mereka yg dikutuk oleh dewa.

TRADISI LISAN

Selain sapek kesejarahan,adat istiadat,cerita-cerita khayal,pribahasa,nyanyian dan mantra.

Cirri-ciri tradisi lisan,antara lain sebagai berikut.

1. Pesan-pesan yang disampaikan secara lisan,baik melalui ucapan,nyanyian,maupun music.

2. Tradisi lisan berasal dari generalisasi sebelum generalisasi sekarang(paling sedikit satu generasi sebelumnya). Hal itu merupakan fungsi pewarisan pada tradisi lisan.

B.TRADISI MASYARAKAT PRASEJARAH

Unsure-unsur tradisi tersebut berupa system kepercayaan masyarakat,system mata pencharian,system kemasyarakatan,system budaya dan seni,sastra system pengetahuan.

SISTEM KEPERCAYAAN MASYARAKAT

Sistem kepercayaan ini berpusat pada pemujaan roh nenek moyang yg diyakini hidup dan dapat mempengaruhi kehidupan mereka

Kepercayaan ini terus berkembang dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.dari system kepercayaan seperti ini,muncul peran dukun atau shaman.

SISTEM MATA PENCHARIAN

Masyarakat prasejarah juga mengenal pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan umur.dan menyimpanya di dalam lumung.kaum perempuan juga mempunyai tugas mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga lainya.anak-anak kadang diperbtukan untuk pekerjaan tugas-tugas ringan.

SISTEM KEMASYARAKATAN

Proses perubahan tata kehidupan terus berlangsung secara perlahan-lahan.pada masa selanjutnya,secara perlahan tumbuh antar keluarga dan antar kelompok.selanjutnya,pada masa perundingan.tata kemasyarakatan semakin teratur.dalam masa ini,ada rasa kesetia kawanan yg kuat dibarengi dengan munculnya golongan-golongan masyarakat.seperti golongan pemimpin agama dan golongan petani.


SISTEM BUDAYA DAN SENI

Peninggalan megalitikum pada zaman prasejarah menunjukan gaya statis dan dinamis.seni ukir yg diterapkan pada benda-benda megalitikum dan seni hias pada benda-benda perunggu mengembangkan penggunaan pola-pola geometris sebagai pola hias utama.

SISTEM PENGETAHUAN

Selama zaman holosen,industry alat batu menjadi lebih berfariasi dan setelah 2.500 SM berbagai jenis benda batu yg telah di asah halus.di masa ini,manusia telah menemukan cara pembuatan api dan proses pembuatan alat-alat dari batu.

Pada bidang astronomi,pengetahuan masyarakat prasejarah terhadap letak bintang,arah angin,dan musimtelah membantu mereka untuk berlayar dan bercocok tanam.

C.JEJAK SEJARAH DI DALAM FOLKLORE,MITOLOGI, LEGENDA,UPACARA,DAN LAGU DI BERBAGAI DAERAH

Di dalam karya sastra seperti itu,pengarang mengungkapkan harapan,perasaan suka dan tidak suka,serta ketakutan mereka.di samping itu,karya-karya sastra juga membantu sejarawan untuk mengetahui keadaan lingkungan yg membantu pembentukan pandangan pengarangnya.hal yg sama berlaku bagi mitologi dan legenda,lagu,puisi,mitologi,dan legenda itu ada dalam kerangka besar folklore. Selain folklore,jejak sejarah juga ada dalam upacara-upacara adat.

FOLKLORE

Folk artinya dengan kata “kolektif”. Cirri-ciri itu meliputi warna kulit yang sama,bentuk rambut yang sama,mata pencarian yang sama,bahasa yang sama,taraf pendidikan yg sama,dan agama yg sama.kesamaan budaya itu terlihat dari tradisi yg mereka warisi secara turun temurun dan mereka akui sebagai kebudayaan bersama.

Ada empat fungsi folklore,pertama,folklore sebagai system proyeksi,yakni sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kelompok.kedua,folklore sebagai alat pengesahan perantara-peranara dan lembaga-lembaga kebudayaan.ketiga,folklore sebagai alat pendidian anak-anak dan keempat,folklore sebagai alat pemaksa dan penggagas norma-norma agar masyarakat selalu mematuhinya.

Ciri-ciri folklore,sebagai berikut

1. Folklore biasanya menyebar dan diwarisi secara lisan

2. Folklore bersifat tradisional.hal ini terlihat dari system penyebaranya yg relative tetep.

3. Folklore ada dalam versi yg berbeda Karenna penyampaian secara lisan memungkinkan adanya perubahan di dalamnya.

4. Folklore bersifat anonym Karena nama penciptanya tidak diketahui lagi.

Folklore sangat membantu sejarawan ketika ia berusaha mencari ketenangan mengenai zaman prasejarah suatu suku bangsa.

Seperti yg telah diuraikan, folklore bersifat pralogis Karena logikanya sendiri tidak sesuai dengan logika umum. Di dalam folklore,biasanya ada pernyataan-pernyataan yg jauh dari fakta sejarah.

MITOLOGI

Mitologi adalah ilmu yg memiliki bentuk sastra yg mengandung konsepsi serta dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan.

Pada umumnya,Mite menceritakan kisah tentang terjadinya alam semesta,dunia,manusia pertama,terjadinya maut,bentuk khas bintang,bentuk tipografi, dan gejala alam.

Mite sarat dengan peristiwa keajaiban yg jauh dari fakta sejarah.ada banyak mite yg hmpir sama di belahan dunia.persamaan ini hanya dapat dijelaskan dengan dua kemungkinan berikut.

1. Monogenenis yakni suatu penemuan yg diikuti oleh proses difusi atau penyebaran.

2. Poligenenis.yakni akibat adanya penemuan-penemuan sendiri atau yg sejajar terhadap motif-motif cerita yg sama di tempat-tempat yg berlainan serta dalam masa yg berlainan maupun bersamaan.

LEGENDA

Termasuk cerita prosa rakyat yg dianggap oleh yg empunya cerita sebagai suatu kejadian yg benar-benar terjadi,berbeda dengan mite,legenda bersifat sekuler(keduniawian)

Legenda hamper selalu bersifat migrotoris.artinya,legenda dapat berpindah-pindah sehingga dikenal luas di daerah yg berbeda-beda.

Menurut Jan Harold Brundvand,legenda dapat digolongkan dalam empat kelompok.keempat kelompok itu adalah sebagai berikut.

1. Legenda keagamaan,legenda orang-orang saleh dan suci dari suatu agama.

2. Legenda alam gaib,berbentuk kisah yg dianggap benar-benar dan pernah dialami oleh seseorang.

3. Legenda perseorangan,cerita tentang tokoh-tokoh tertentu

4. Legenda setempat,cerita yg berhubungan dengan suatu tempat,nama tempat,dan bentuk tipografi.

NYANYIAN RAKYAT

Dalam pandangan Jan Harold Brunvand merupakan salah satu genre atau bentuk folkalore yg terdiri dari teks(kata-kata) dan lagu yg beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu,berentuk tradisional,dan mempunyai banyak varian.

Ada beberapa perbedaan nyanyian rakyat dengan yanyian pop dan klasik sebagai berikut

a. Bentuk dan isi nyanyian rakyat mudah berubah-rubah

b. Tempat peredaran nyanyian rakyat yg lebih luas,baik di kalangan yg melek huruf maupun yg buta huruf

c. Penyebaran nyanyian rakyat dilakukan secara lisan sehingga bersifat tradisi lisan dan dapat menimbulkan varian-varian

Nyanyian rakyat yg sesungguhnya mencakup nyanyian rakyat yg berfungsi.nyanyian rakyat yg bersifat liris,dan nyanyian rakyat yg bersifat berkisah.

Nyanyian” rakyat yg ada di dalam masyarakat tentu mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.

a. Membebaskan orang dari kebosanan hidup sehari” walaupun hanya untuk sementara waktu atau untuk menghibur dirunya sendiri dari kesukaran hidup.

b. Membangkitkan semangat

c. Memelihara sejarah setempat dari klen

d. Mengungkapkan suatu bentuk protes social terhadap ketidak adilan dlm masyarakat atau Negara,bahkan dunia.

UPACARA

Dengan melihat upacara yg dilakukan,orang akan dapatmenemukan asal usul seperti tempat,tokoh,kejadian alam,dan suatu benda.

D.TRADISI SEJARAH MASYARAKAT MASA SEJARAH

Semua tulisan yg ada pada masyarakat awal di Indonesia menggunakan bentuk dasar huruf yg digunakan oleh raja-rajapallawa di ndia selatan sejak abad ke-4 hingga abad ke-9 masehi.pengetahuan kita mengenai tahap awal perkembangan tulisan ini berdasarkan pada penentuan prasasti di atas batu dan logam di bagian barat Indonesia dan Malaysia.

TULISAN-TULISAN PRASASTI

Merupakan putusan resmi yg tertulis pada atu dan logam yg rumusanya mengikuti kaidah” tertentu dan berisi anugrah dan hak yg dikaruniakan dengan beberapa upacara

Prasasti” yg berbahasa sansekerta lebih mudah untuk di baca.menggunakan bentuk” puitis yg mengikuti aturan” dari india.

Dari prasasti” yg ada, tulisan tertua terdapat pada tujuh prasasti(yupa) yg ditemukan di kutai.kalimantan timur

Tahap penggunaan tulisan pallawa selanjutnya ada pada prasasti melayu kuno di Sumatra selatan dan di pulau Bangka,yg di tulis pada akhir abad ke-7.

TIANG BERTULIS DI KUTAI

Pada lembah sungai Mahakam di Kalimantan timur.ditemukan tujuh tugu batu yg digambarkan sebagai yupa,tempat mengikat hewan” yg akan dipersembahkan.

BATU BERTULIS DARI TARUMA NEGARA

Bekas telapak kaki sang raja pada batu ini mungin sebagai tanda yg menandai daerah taklukan atau wilayah.


SRIWIJAYA

Prasasti di Bangka hasil kutukan panjang yg ditunjukan kepada para pemberontak yg berkhianat.tulisan yg berkaitan tentang kesetiaan ini dituliskan ketika pelarian dari sriwijaya melintasi pesisir Bangka menuju jawa barat,daerah yg tidak tunduk pada kekuasaan sriwijaya.bentuk dari kutukan yg lebih rumit dan lengkap,tetapi tidak menunjukan tanggal,ditemukan di sabukingking.

E. PENGKEMBANGAN PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA

Terjadi di seluruh belahan bumi.di asia sendiri, tradisi penulisan sejarah sudah lama berkembang.di Indonesia,penulisan sejarah sudah berlangsung cukup lama dalam buku pelurusan sejarah Indonesia karangan Asvi Warman Adam,dikatakan bahwa historiografi Indonesia atau penulisan sejarah Indonesia berkembang dari masa ke masa.

Ada tiga fase historiografi Indonesia yaitu

- Fase historiografi tradisional

- Fase historiografi colonial

- Fase histiorografi nasional

Fase kedua adalah fase historiografi colonial. Pada masa colonial, penulisan peristiwa sejarah lebih bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan merekan di Indonesia.

Fase ketiga adalah fase historiografi nasional. Pada masa kemerdekaan, penulisan sejarah bertujuan agar perjalanan sejarah bangsa menuju kemerdekaan benar-benar dapat dipahami.

Sejak proklamasi kemerdekaan,historiografi nasional terbagi atas tiga tahap atau gelombang. Pertama, gelombang dekolonisasi sejarah dengan menggantikan model pendekatan nederlando-sentris dengan pendekatan Indonesia-sentris. Kedua, gelombang pendekatan ilmu social dalam sejarah yang dipelopori oleh Sartono Kartodirdjo. Ketiga, gelombang reformasi sejarah, berupa pelurusan terhadap hal-hal yang controversial dalam sejarah yang di tulis semasa Soeharto berkuasa.


Contoh Pembahasan Sejarah..

Saturday 19 December 2009

Sejarah Tanah Luwu

Sejarah Tanah Luwu

sudah berawal jauh sebelum masa pemerintahan Hindia Belanda bermula. Sebelumnya Luwu telah menjadi sebuah kerajaan yang mewilayahi Tanah Toraja (Makale, Rantepao) Sulawesi Selatan, Kolaka (Sulawesi Tenggara) dan Poso (Sulawesi Tengah). Hal sejarah Luwu ini dikenal pula dengan nama tanah Luwu yang dihubungkan dengan nama La Galigo dan Sawerigading.

Setelah Belanda menundukkan Luwu, mematahkan perlawanan Luwu pada pendaratan tentara Belanda yang di tantang oleh hulubalang Kerajaan Luwu Andi Tadda bersama dengan laskarnya di Ponjalae pantai Palopo pada tahun 1905. Belanda selanjutnya membangun sarana dan prasarana untuk memenuhi keperluan pemerintah penjajah di seluruh wilayah kerajaan Luwu mulai dari Selatan, Pitumpanua ke Utara Poso. Dan dari Tenggara Kolaka (Mengkongga) ke Barat Tator. Pada Pemerintahan Hindia Belanda, sistem pemerintahan di Luwu dibagi atas dua tingkatan pemerintahan, yaitu:

  • Pemerintahan tingkat tinggi dipegang langsung oleh Pihak Belanda.
  • Pemerintahan tingkat rendah dipegang oleh Pihak Swapraja.

Dengan terjadinya sistem pemerintahan dualisme dalam tata pemerintahan di Luwu pada masa itu, pemerintahan tingkat tinggi dipegang oleh Hindia Belanda, dan yang tingkat rendah dipegang oleh Swapraja tetapi tetap masih diatur oleh Belanda, namun secara de jure Pemerintahan Swapraja tetap ada. Menyusul setelah Belanda berkuasa penuh di Luwu, maka wilayah Kerajaan Luwu mulai diperkecil, dan dipecah sesuai dengan kehendak dan kepentingan Belanda, yaitu:

  • Poso (yang masuk Sulawesi Tengah sekarang) yang semula termasuk daerah Kerajaan Luwu dipisahkan, dan dibentuk satu Afdeling.
  • Distrik Pitumpanua (sekarang Kecamatan Pitumpanua dan Keera) dipisah dan dimasukkan kedalam wilayah kekuasaan Wajo.
  • Kemudian dibentuk satu afdeling di Luwu yang dikepalai oleh seorang Asisten Residen yang berkedudukan di Palopo.

Selanjutnya Afdeling Luwu dibagi menjadi 5 (lima) Onder Afdeling, yaitu:

  • Onder Afdeling Palopo, dengan ibukotanya Palopo.
  • Onder Afdeling Makale, dengan ibukotanya Makale.
  • Onder Afdeling Masamba, dengan ibukotanya Masamba.
  • Onder Afdeling Malili, dengan ibukotanya Malili.
  • Onder Afdeling Mekongga, dengan ibukotanya Kolaka.

Selanjutnya pada masa pendudukan tentara Dai Noppong, Pemerintah Jepang tidak merubah sistem pemerintahan, yang diterapkan tentara Dai Noppon pada masa berkuasa di Luwu (Tahun 1942), pada prinsipnya hanya meneruskan sistem pemerintahan yang telah diterapkan oleh Belanda, hanya digantikan oleh pembesar-pembesar Jepang. Kedudukan Datu Luwu dalam sistem pemerintahan Sipil, sedangkan pemerintahan Militer dipegang oleh Pihak Jepang. Dalam menjalankan Pemerintahan Sipil, Datu Luwu diberi kebebasan, namun tetap diawasi secara ketat oleh pemerintahan Militer Jepang yang sewaktu-waktu siap menghukum pejabat sipil yang tidak menjalankan kehendak Jepang, dan yang menjadi pemerintahan sipil atau Datu Luwu pada masa itu ialah " Kambo Opu Tenrisompa" kemudian diganti oleh putranya "Andi Jemma" .

Pada bulan April 1950 Andi Jemma dikukuhkan kembali kedudukannya sebagai Datu/Pejuang Luwu dengan wilayah seperti sediakala. Afdeling luwu meliputi lima onder Afdeling Palopo: Masamba, Malili, Tanatoraja atau Makale, Rantepao dan Kolaka. Tahun 1953 Andi Jemma Datu Luwu diangkat menjadi Penasehat Gubernur Sulawesi, waktu itu Sudiro. Ketika Luwu dijadikan Pemerintahan Swapraja, Andi Jemma diangkat sebagai Kepala Swapraja Luwu, pada tahun 1957 hingga 1960.

Atas jasa-jasa beliau terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, Andi Jemma telah dianugerahi Bintang Gerilya tertanggal 10 November 1958, Nomor 36.822 yang ditandatangani Presiden Soekarno. Pada masa periode kepemimpinan Andi Jemma sebagai Raja atau Datu Luwu terakhir, sekaligus menandai berakhirnya sistem pemerintahan Swatantra (Desentralisasi). Belasan tanda jasa kenegaraan Tingkat Nasional telah diberikan kepada Andi Jemma sebelum beliau wafat tanggal 23 Februari 1965 di Kota Makassar. Presiden Soekarno memerintahkan agar Datu Luwu dimakamkan secara Kenegaraan di ‘Taman Makam Pahlawan’ Panaikang Makassar, yang dipimpin langsung oleh Panglima Kodam Hasanuddin.

Selanjutnya pada masa setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, secara otomatis Kerajaan Luwu berintegrasi masuk ke dalam Negara Republik Indonesia. Hal itu ditandai dengan adanya pernyataan Raja Luwu pada masa itu Andi Jemma yang antara lain menyatakan "Kerajaan Luwu adalah bagian dari Wilayah Kesatuan Republik Indonesia".

Pemerintah Pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.34/1952 tentang Pembubaran Daerah Sulawesi Selatan bentukan Belanda/Jepang termasuk Daerah yang berstatus Kerajaan. Peraturan Pemerintah No.56/1951 tentang Pembentukan Gabungan Sulawesi Selatan. Dengan demikian daerah gabungan tersebut dibubarkan dan wilayahnya dibagi menjadi 7 tujuh daerah swatantra. Satu di antaranya adalah daerah Swatantra Luwu yang mewilayahi seluruh daerah Luwu dan Tana Toraja dengan pusat Pemerintahan berada di kota Palopo.

Berselang beberapa tahun kemudian, Pemerintah Pusat menetapkan beberapa Undang-Undang Darurat, antara lain: - Undang-Undang Darurat No.2/1957 tentang Pembubaran Daerah Makassar, Jeneponto dan Takalar. - Undang-Undang Darurat No. 3/1957 tentang Pembubaran Daerah Luwu dan Pembentukan Bone, Wajo dan Soppeng. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat No. 4/1957, maka Daerah Luwu menjadi daerah Swatantra dan terpisah dengan Tana Toraja.

Daerah Swatantra Luwu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Darurat No.3/1957 adalah meliputi:

  • Kewedanaan Palopo
  • Kewedanaan Masamba dan
  • Kewedanaan Malili.

Kemudian pada tanggal 1 Maret 1960 ditetapkan PP Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pembentukan Propinsi Administratif Sulawesi Selatan mempunyai 23 Daerah Tingkat II, salah satu diantaranya adalah Daerah Tingkat II Luwu.

Untuk menciptakan keseragaman dan efisiensi struktur Pemerintahan Daerah, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.1100/1961, dibentuk 16 Distrik di Daerah Tingkat II Luwu, yaitu :

- Wara - Larompong - Suli - Bajo - Bupon - Bastem - Walenrang - Limbong - Sabbang - Malangke - Masamba - Bone-bone - Wotu - Mangkutana - Malili - Nuha

Dengan 143 Desa gaya baru. Empat bulan kemudian, terbit SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.2067/1961 tanggal 18 Desember 1961 tentang Perubahan Status Distrik di Sulawesi Selatan termasuk di Daerah Tingkat II Luwu menjadi kecamatan. Dengan berpedoman pula pada SK tersebut, maka status Distrik di Daerah Tingkat II Luwu berubah menjadi kecamatan dan nama-nama kecamatannya tetap berpedoman pada SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 1100/1961 tertanggal 16 Agustus 1961, dengan luas wilayah 25.149 km2.

Perkembangan dari segi Administratif Pemerintahan di Dati II Luwu, selain pemekaran kecamatan, desa dan kelurahan juga ditetapkannya Dati II Luwu sebagai salah satu Kota Administratip (KOTIP) berdasarkan SK Mendagri No.42/1986 tanggal 17 September 1986.

Dengan demikian secara Administratif Dati II Luwu terdiri dari satu Kota Administratip, tiga Pembantu Bupati, 21 Kecamatan Definitif, 13 Kecamatan Perwakilan, 408 Desa Definitif, 52 Desa Persiapan dan Kelurahan dengan luas wilayah berdasarkan data dari Subdit Tata Guna Tanah Direktorat Agraria Propinsi Sulawesi Selatan adalah 17.791,43 km2 dan dikuatkan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 124/III/1983 tanggal 9 Maret 1983 tentang penetapan luas propinsi, kabupaten/kotamadya dan kecamatan dalam wilayah propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

Luas Wilayah Propinsi Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan yang ada sekarang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan nyata di lapangan oleh karena telah terjadi penyempurnaan batas wilayah antar propinsi di Sulawesi Selatan, maka melalui kerjasama Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Sul-Sel dan Topografi Kodam VII Wirabuana, Pemerintah Propinsi Tingkat I Sulawesi Selatan telah berhasil menyusun data tentang luasn wilayah propinsi, kabupaten/ kotamadya dan kecamatan di daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tk.I Sul-Sel Nomor : SK.164/IV/1994 tanggal 4 April 1994. Total luas wilayah Kabupaten Luwu adalah 17.695,23 km2 dengan 21 kecamatan definitif dan 13 Kecamatan Pembantu.

Pada tahun 1999, saat awal bergulirnya Reformasi di seluruh wilayah Republik Indonesia, dimana telah dikeluarkannya UU No.22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan di Daerah, dan mengubah mekanisme pemerintahan yang mengarah pada Otonomi Daerah.

Tepatnya pada tanggal 10 Februari 1999, oleh DPRD Kabupaten Luwu mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 03/Kpts/DPRD/II/1999, tentang Usul dan Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Dati II Luwu yang dibagi menjadi dua Wilayah Kabupaten dan selanjutnya Gubernur KDH Tk.I Sul-Sel menindaklanjuti dengan Surat Keputusan No.136/776/OTODA tanggal 12 Februari 1999. Akhirnya pada tanggal 20 April 1999, terbentuklah Kabupaten Luwu Utara ditetapkan dengan UU Republik Indonesia No.13 Tahun1999.

Pemekaran Wilayah Kabupaten Dati II Luwu terbagi atas:

I. Kabupaten Dati II Luwu dengan batas Saluampak Kec. Lamasi dengan batas Kabupaten Wajo dan Kabupaten Tator, dari 16 kecamatan, yaitu :

- Kec.Lamasi - Kec.Walenrang - Kec.Pembantu Telluwanua - Kec.Warautara - Kec.Wara - Kec.Pembantu Waraselatan - Kec.Bua - Kec.Pembantu Ponrang - Kec.Bupon - Kec.Bastem - Kec. Pemb. Latimojong - Kec.Bajo - Kec.Belopa - Kec.Suli - Kec.Larompong - Kec.Pembantu Larompongselatan

II. Kabupaten Luwu Utara dengan batas Saluampak Kec. Sabbang sampai dengan batas Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, terdiri dari 19 Kecamatan, yaitu:

  1. Kec. Sabbang
  2. Kec. Pembantu Baebunta
  3. Kec. Limbong
  4. Kec. Pembantu Seko
  5. Kec. Malangke
  6. Kec. Malangkebarat
  7. Kec. Masamba
  8. Kec. Pembantu Mappedeceng
  9. Kec. Pembantu Rampi
  10. Kec. Sukamaju
  11. Kec. Bone-bone
  12. Kec. Pembantu Burau
  13. Kec. Wotu
  14. Kec. Pembantu Tomoni
  15. Kec. Mangkutana
  16. Kec. Pembantu Angkona
  17. Kec. Malili
  18. Kec. Nuha
  19. Kec. Pembantu Towuti

III. Kota Palopo adalah salah saatu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota Palopo sebelumnya berstatus kota administratif yang berlaku sejak 1986 berubah menjadi kota otonom sesuai dengan UU Nomor 11 tahun 2002 tanggal 10 April 2002. Kota ini memiliki luass wilayah 155,19 Km2 dan berpenduduk sejumlah 120.748 jiwa dan dengan jumlah Kecamatan:

  1. Kecamatan Bara
  2. Kecamatan Cendana
  3. Kematan Mungkajang
  4. Kecamatan Telluwanua
  5. Kecmatan Telluwarue
  6. Kecamatan Wara
  7. Kematan Wara Barat
  8. Kecamaatan Wara Selatan
  9. Kecamatan Wara Timur
  10. Kecamatan Wara Utara

IV. Kabupaten Luwu Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.944,98 km2, dengan Kecamatan masing-masing:

  1. Angkona
  2. Burau
  3. Malili
  4. Mangkutana
  5. Nuha
  6. Sorowako
  7. Tomoni
  8. Tomoni Utara
  9. Towuti
  10. Wotu

Setelah Pembagian Wilayah Kabupaten Luwu dari dua Kabupaten menjadi tiga Kabupaten dan satu Kota, maka secara otomatis luas Wilayah Kabupaten ini berkurang dengan Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur dan Kota Palopo berdasarkan batas yang telah ditetapkan, yaitu:

  • Luas Wilayah Kabupaten Luwu adalah 3.092,58 km2
  • Luas Wilayah Kabupaten Luwu Utara adalah 7.502,48 km2
  • Luas Wilayah Kota Palopo menjadi 155.19 km2.
  • Luas Wilayah Kabupaten Luwu Timur menjadi 6.944,98 km2.
Posted by: Pea To Barana